Freddy Setiawan’s Journey

Hanya Sebuah Goresan

Menjelajahi Labirin

Posted by freddysetiawan on March 18, 2008

Beberapa bulan yang lalu, seorang sahabat meminjamkan sebuah buku yang sangat menarik minatku null, walaupun sebenarnya hanya sebuah cerita fiksi biasa-biasa saja tentang perjalanan penyihir muda yang mencari guru terhebat kala itu untuk menaklukkan musuh yang hendak menguasai dunia. Namun ada bagian yang benar-benar membuat aku seolah memasuki alam cerita khayalan penulis itu. Tepatnya ketika sang penyihir muda terjebak dalam sebuah Labirin. Sangat menarik null.

***

Beberapa waktu yang lalu aku kembali mengingat tentang labirin, tak lain dan tak bukan karena aku merasa tersesat sejenak dalam menentukan arah pencarian tujuan hidup null. Seolah berada dalam labirin yang tiada jelas arah dan tujuan keluar. Alhamdulillah itu hanya sebuah perasaan ketika diriku sedang galau.

null

Coba bayangkan bila kita tersesat dalam lingkaran tak berujung seperti pada gambar tersebut null, dengan indah dan nikmatnya kita menikmati kebingungan dan dengan antusias null menyusuri lika liku jalur yang panjang dan tidak kita ketahui apakah arah yang kita lewati adalah jalan yang tepat. Kita mungkin harus melakukan sebuah pilihan saat memutuskan jalan yang dipilih, berputar-putar sebelum menemukan jalan keluar. Hingga akhirnya kita dapat menemukan jalan yang tepat dan merasa sangat senang dan tersenyum puas null.

null

Mungkin (kah?)… kehidupan yang kita jalani ini juga sebuah labirin. Kita memasuki sebuah jalan kehidupan tanpa dapat tahu apakah ini jalan yang tepat untuk dapat keluar dari segala masalah yang kita hadapi. Sehingga kita diharuskan mengambil pilihan-pilihan atau arah yang harus kita lewati. Ya.. Karena hidup adalah pilihan.

Sekedar penutup. Ada sebuah kisah menarik tentang labirin

Alkisah, raja Babilonia membangun labirin besar yang serba rumit. Meniru kerumitan semesta, kilahnya. Bukan dua dimensi, karena ada lorong mendaki, tangga2, pintu2, dan tentu banyak jalan buntunya. Berbiaya tinggi, dan sungguh rumit, sehingga manusia normal bisa mati kehausan atau kelaparan sebelum berhasil menemukan jalan keluar.

Ketika raja Arab berkunjung, raja Babilonia memamerkan labirin besar tersebut. Di dalam, ia meninggalkan raja Arab. Raja Arab mencoba keluar, tapi sungguh rumit labirin itu, sehingga ia sungguh2 makin tersesat. Memahami bahwa ini hanya miniatur kerumitan semesta Tuhan, ia pun mulai berdoa memohon perlindungan, kemudian mempercayai intuisinya, yang akhirnya berhasil membawanya keluar labirin. Menghadap raja Babilonia, ia tersenyum, dan mengucapkan terima kasih karena telah ditunjukkan kerumitan luar biasa dari kepandaian Babilonia.

Kembali ke negaranya, ia menyusun pasukan, dan langsung menyerang Babilonia. Pasukan hanya menculik raja Babilonia, dan kemudian meninggalkan kerajaan. Sang raja dibawa ke tengah gurun Arabia. Berkata si raja Arab: “Ini adalah labirin raksasa kami. Sungguh rumit, biarpun tak satu dindingpun membatasinya. Selamat berjuang sahabatku.” Lalu mereka meninggalkan raja Babilonia itu di tengah gurun maha luas itu.

Sebuah labirin yang maha luas ciptaan Allah Yang Maha Pencipta, sungguh tiada bandingannya.

4 Responses to “Menjelajahi Labirin”

  1. Nungki said

    kalau hidup ini seperti labirin ???
    apa jadinya dunia ini…
    tak berawal tah berakhir…

  2. anda salah, segala sesuatu pasti ada awal dan ada akhir. Begitu pula dengan labirin. Disitu kita ditantang untuk melakukan pilihan yang tepat agar dapat menemukan jalan keluar.

  3. bungkusjok said

    jelas ada akhirnya.. ane juga ikut setuju aja dech ama bang freddy

Leave a reply to Nungki Cancel reply