Kehidupan semakin keras dan sulit. Berbagai cobaan, rintangan dan halangan datang silih berganti, seolah tidak lelah menguji ketangguhan iman kita. Berbagai permasalahan menghampiri, mulai dari isu pemanasan global, pelanggaran HAM, konflik berkepanjangan, tingginya tingkat pengangguran, kriminalitas, naiknya harga barang-barang pokok dan berbagai permasalahan yang seolah sudah menjadi kabar sehari-hari .
Ada apa dengan dunia? Apakah ini tanda-tanda kehancuran yang sudah semakin dekat di depan mata. Ataukah akan ada sebuah cahaya terang benderang usai masa-masa sulit nan gelap ini. Tapi kapankah ia akan datang menghampiri?
Menanggapi tentang tulisan-tulisanku, seorang sahabat pernah menyuruhku untuk mengirimkan tulisanku ke sebuah opini di surat kabar, aku sempat berpikir untuk melakukannya, siapa tahu tulisanku lumayan menarik dan dapat dipublikasikan, namun akhirnya aku urungkan niatku ini, aku merasa belum siap untuk melakukan hal itu, akan ada waktu nantinya, begitu alasanku .
Sebenarnya begitu banyak hal yang ingin aku utarakan, begitu banyak kegundahan-kegundahan yang ingin aku sampaikan, bahkan terlalu banyak, begitu banyak perihal yang ingin aku tuliskan, namun hasrat yang tinggi ini tidak seimbang dengan waktu yang aku miliki, atau mungkin memang aku tidak mampu membagi waktu. Aku rasa itu jawabannya. Itulah alasan kenapa ide cerita pendek yang ingin aku tuliskan tidak pernah mampu selesai .
Dalam sebuah kesempatan, aku membaca sebuah statement yang cukup membuat aku terkejut. “WHO memperkirakan cakupan obat palsu yang beredar mencapai 10% dari total obat yang dipasarkan di Tanah Air“. Hal ini menjadi salah satu kegundahanku kali ini. Bayangkan… Tingginya harga barang-barang pokok, kebutuhan sehari-hari dan tingginya tingkat kreatifitas manusia memang membuat orang-orang ini menghalalkan segala cara, dengan membuat obat palsu. Dan tentunya kita sebagai konsumen yang tidak tahu apa-apa yang akan menjadi korbannya . Mahal-mahal membeli obat, dengan harapan dapat sembuh, ternyata malahan palsu dan berdampak negatif pada tubuh kita.
Terlalu banyak problem yang kita hadapi, baik permasalahan global yang harus kita pikirkan dan kita tanggulangi bersama maupun permasalahan pribadi yang tidak kalah penting. Hidup memang sebuah perjalanan yang panjang tiada henti, ibarat sebuah kapal yang hendak melewati samudera luas, ombak besar dan badai akan selalu datang menghadang, apakah kita sebagai nahkoda mampu membawa sampai ke tujuan ataukah kita tenggelam di tengah lautan.
Ketika terdengar, orang tua tega membunuh bahkan menjual anak sendiri karena tidak mampu memberi makan, aku benar-benar semakin bingung dan heran , sungguh teganya… atas dasar apa ia tega melakukan hal itu? cinta? itu tetap saja sebuah kejahatan, tampaknya dunia memang sudah semakin kacau dan diambang kehancuran. Aku sempat berpikir kalau-kalau aku berada dikondisi demikian. Apakah aku akan melakukan hal yang sama? Aku harap tidak. Aku berharap dan berdoa agar selalu diberikan kekuatan iman .
Inilah kondisi ketika hidup semakin sulit, bagaimana mungkin negara kita yang kaya raya penuh dengan berbagai hasil alam, tapi kondisi rakyatnya hancur-hancuran. Mustahil. Ini tak lain dan tak bukan karena sistem di negara kita berantakan, korupsi merajalela, peraturan dan hukum dilanggar, iman diabaikan .
Terlalu banyak hal dan kegundahan hati yang ingin aku utarakan, opini sederhana yang tak bermakna ini mungkin tidak akan pernah usai jika terus aku tuliskan, namun aku lelah, aku ingin istirahat sejenak, mungkin sampai tertidur, dan aku berharap bermimpi berada di negara dan dunia yang damai, tentaram dan sejahtera. Cukup bagiku, walau hanya dalam mimpi.
Tangisan lewat embun-embun malam (By: Praktisi Waluya Reiki)
Tetesan embun yang membasahi daun-daun
Menimang sukma kita yang melepas lelah
Lewat tidur-tidur tak bersuara dengan panjang
Melepaskan kepenatan jiwa dengan erangan nafas
Timbul tenggelam dalam hangat selimut yang memanjakan
Aku masih saja terus dan terus bertanya
Pada diriku yang semakin jauh dengan Dia
Ya Rabbana…………
Jika takdir kehidupan itu sudah tertulis
Dan terlukis sejak jaman Azali
Lalu kenapa Kau menyuruh untuk merubah nasib
Jika semua sudah Kau tulis dalam genggaman Mu
Subhanallah……………
Maha suci Engkau Wahai Dzat yang tidak pernah tidur
Sesungguhnya apa yang menyebabkan aku bingung?
Harga sembako yang mahal?
Masa depan yang remang?
Rasa dosa dimasa silam?
Atau sebuah idealisme yang masih nisbi?
Hanya kata “yakin” dan “Iman” yang terpegang
Ketika semua orang linglung dalam tahap pencarian
Aku bukan makhluk suci yang bisa memberikan khotbah
Dan bukan sepenuhnya setan yang pantas dineraka
aku hanyalah tanda kebesaran Mu yang tercipta
lewat setetes air hina
lalu kenapa sekarang aku sombong?
Angkuh dan acuh tak acuh
Tak peduli dengan tangisnya bocah-bocah yang lapar
Buta kepada sesama manusia yang sedang kesulitan
Padahal aku tahu Ya Rabbana……….
Engkau tidak menyuruhku untuk seserakah itu…….
Ya Rabbana……….
Ampuni dosaku